Usaha Gerai
CokelatKlasik dimulai sejak tahun 2012, tepatnya pada tanggal 6 Oktober 2012.
Usaha
minuman berbahan dasar coklat ini didirikan oleh Martalinda Basuki atau yang
akrab di panggil Lindalala. Ia adalah seorang mahasiswi FIA UB yang sengaja
menjalani study sekaligus mengais rejeki. yah kata pepatah sih “sekali kayuh
dua pulau terlampaui“, gadis berkerudung nan mungil ini memulai karirnya di
dunia bisnis tepatnya pada bidang kuliner sejak tahun 2011. Awalnya ia
mendirikan sebuah café di suatu perkampungan pelajar di Kota Pare-Kediri yakni
KampungInggris dengan nama Café Klasik, café mini dengan konsep Natural Ethnik
yang menyuguhkan berbagai menu andalan original recipes by Klasik seperti aneka
menu minuman olahan soda, susu, kopi, dan coklat. Dan berbagai makanan serta
camilan yang lezat, café ini telah sukses membuat para pelanggan puas dengan
konsep, pelayanan, serta menu-menu yang disajikan. Namun sayang, benar kata
pepatah “hidup ini bak roda yang berputar”, suatu ketika Café Klasik mengalami
masa sulitnya, sulit dalam hal finansial maupun manajemen SDM nya, lala pun di
tuntut untuk dapat berfikir keras, saat di hadapkan oleh 2 pilihan yang sulit
yakni menjual Café tersebut atau bertahan dengan sisa dana yang ada, maka ia memilih
untuk dapat memutar sisa dana yang ada dengan konsep yang berbeda. Ia berfikir
memang sulit jika hidup ini harus di
topang oleh satu titik karna kita tidak akan pernah tau seberapa jauh kekuatan
titik tersebut untuk dapat terus menopang kebutuhan kita yang semakin
meningkat. Oleh karna nya ia ingin membuka cabang dari Café Klasik namun
dengan dana minimum yang ia miliki, maka terbesit dalam benaknya ia ingin memperkenalkan
beberapa original resep racikannya tersebut pada masyarakat luas dengan konsep
gerai yang menyuguhkan minuman/makanan yang ada di Café Klasik.
Dan
ia pun melakukan riset terhadap penjualan berbagai menu yang di
suguhkannya di Café, ia mendapat hasil
penjualan tertinggi ialah pada menu minuman Coklat dan beberapa camilan. Lalu
ia pun melakukan survey pasar di sekeliling kota Pare untuk mengetahui
kebutuhan pasar. Hingga dapat di tarik kesimpulan bahwa pada kota tersebut
masih didominasi oleh gerai-gerai minuman jus buah.
Memang sejauh ini
bisnis minuman coklat belum ada di kota tersebut. Ia pun bergegas untuk
menjalankan misinya. Mulai menyiapkan konsep gerai dan segala perlengkapannya,
hingga semua lengkap dan siap untuk di buka, namun ternyata nasib baik tak
berpihak padanya, di kota Pare ia kesulitan memperoleh pegawai sehingga meskipun
gerai dan perlengkapannya telah siap, usahanya tersebut tidak dapat dijalankan
dan terpaksa harus nganggur selama beberapa bulan di pojok Cafe. Cafe Klasik
terus berjalan dengan masa sulitnya bersama ke tiga rekannya, lala pun tak patah
semangat, ia kemudian memboyong usaha coklatnya tersebut ke Malang, kota dimana
ia menjalankan studi nya. Di bantu oleh beberapa teman yang ada di kota
tersebut, ia pun mencari lahan sewa untuk memulai bisnisnya, seiring mencari
lahan ia pun terus menyebar info untuk mencari pegawai. Kemudian setelah lahan di peroleh ia pun
memulai usahanya pada 6 Oktober 2012. Usaha tersebut
diberi nama Gerai CokelatKlasik dengan semboyan it’s the really Ice Chocolatte.
Alhamdulillah nasib baik berpihak padanya, tanpa
melakukan promosi yang neko-neko produk es coklatnya perlahan mulai dikenal
dan digemari oleh banyak pelanggan. Sebelum merealisasikan bisnis coklat
tersebut lala sempat mengikuti suatu kompetisi bisnis yang di selenggarakan
oleh Bank Indonesia (BI). Dan Alhamdulillah kali ini nasib baik lagi berpihak
padanya, namanya tercantum dalam terpilihnya 25 Wirausaha Baru Bank Indonesia
JATIM. Ia pun memperoleh dana hibah dari BI yang kemudian dapat digunakan
sebagai modal tambahan untuk mengembangkan bisnisnya. Namun lala tak sepenuhnya
senang, karena di balik kebahagiaan memenangkan kompetisi tersebut, ada
kewajiban baru yang cukup berat baginya yakni merealisasikan usahanya lebih
maju lagi. Dana itu pun di alokasikan untuk penambahan modal dan pengembangan
usahanya hingga saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar